Dindikpora Banjarnegara Gelar Diskusi Pendidikan Nonformal untuk Tekan ATS dan Rata-rata Lama Sekola

Dindikpora Banjarnegara Gelar Diskusi Pendidikan Nonformal untuk Tekan ATS dan Rata-rata Lama Sekolah

Banjarnegara – Dalam upaya menekan angka anak tidak sekolah (ATS) dan meningkatkan rata-rata lama sekolah, Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Dindikpora) Kabupaten Banjarnegara menggelar audiensi dan diskusi bersama 21 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) serta Sanggar Kegiatan Belajar (SKB). Acara ini berlangsung di Rumah Dinas Bupati Banjarnegara pada Sabtu (22/03/2025) dan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, termasuk perwakilan dari lembaga pendidikan nonformal.

Kegiatan diawali dengan laporan dari Kepala Dindikpora Banjarnegara, Teguh Handoko, S.Sos., yang memaparkan program prioritas Bupati yang siap dilaksanakan. Program tersebut meliputi Layanan Konsultasi Siswa (LKS) gratis, beasiswa bagi anak tidak mampu, perpustakaan digital, serta sinergi penyelenggaraan pendidikan antara jalur formal dan nonformal. Menurutnya, pendidikan nonformal memiliki peran strategis dalam memberikan akses pendidikan kepada masyarakat yang tidak bisa mengenyam pendidikan formal karena berbagai keterbatasan.

“Melalui pendidikan nonformal ini, kita berusaha untuk menurunkan angka anak tidak sekolah di Banjarnegara dengan sejumlah terobosan yang telah kami lakukan . Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, kami optimis dapat memberikan kesempatan belajar yang lebih luas bagi anak-anak yang selama ini belum tersentuh pendidikan formal,” jelas Teguh Handoko.

Bupati Banjarnegara, dr. Amalia Desiana, menyatakan dukungan penuh terhadap upaya percepatan pendidikan nonformal. Menurutnya, inisiatif ini sangat penting bagi kemajuan dunia pendidikan di Banjarnegara.

“Kami sangat mendukung beragam upaya untuk meningkatkan dunia pendidikan di Banjarnegara, baik melalui jalur formal maupun nonformal. Dengan banyaknya terobosan yang dilakukan, saya optimis jumlah anak tidak sekolah bisa berkurang signifikan dan rata-rata lama sekolah meningkat. Pendidikan adalah kunci utama dalam menciptakan generasi penerus yang unggul dan berdaya saing tinggi,” ujar Bupati Banjarnegara.

Selain membahas strategi penurunan ATS, audiensi ini juga menjadi forum untuk membahas berbagai tantangan yang dihadapi oleh PKBM dan SKB dalam menyelenggarakan pendidikan nonformal. Beberapa tantangan yang diungkapkan antara lain adalah keterbatasan fasilitas, minimnya tenaga pendidik yang berkualifikasi, serta kendala pendanaan untuk menjalankan program pendidikan yang berkelanjutan.

Sebagai solusi, Dindikpora Banjarnegara akan terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat dan provinsi, dunia usaha, serta masyarakat, untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan nonformal. Salah satu langkah yang akan dilakukan adalah memperluas cakupan beasiswa bagi anak tidak mampu serta meningkatkan fasilitas belajar di PKBM dan SKB.

Dalam kesempatan ini, juga dilakukan penyerahan santunan dari Dana Sosial (Dansos) Setia Kawan Provinsi Jawa Tengah bagi lingkungan Dindikpora Banjarnegara. Secara simbolis, Bupati Banjarnegara menyerahkan sumbangan uang duka sebesar Rp 17.200.000 untuk peserta yang meninggal dunia. Program Dansos ini menjadi salah satu bentuk solidaritas dan Takziah bersama.

Dengan adanya audiensi dan diskusi ini, diharapkan sinergi antara pemerintah dan lembaga pendidikan nonformal semakin erat dalam mewujudkan pendidikan yang inklusif dan berkualitas di Banjarnegara. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara juga mengajak seluruh masyarakat untuk turut serta mendukung program pendidikan nonformal agar tidak ada lagi anak yang putus sekolah dan setiap individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang layak.

#PendidikanBanjarnegara #PendidikanNonformal #KurangiATS #BanjarnegaraMaju #AksesPendidikanUntukSemua